Senin, 27 September 2010

Ketika Garam Kehilangan Asinnya


"Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang" (Mat. 5:13).

Mahatma Gandhi pernah sangat kecewa kepada orang Kristen di India karena sikap mereka yang sangat arogan dan suka membeda-bedakan. "Aku bersimpati kepada ajaran Yesusmu, akan tetapi sangat muak dengan cara hidupmu," ucap tokoh negri Sungai Gangga yang dikenal di seantero dunia ini.

Mengapa banyak orang kecewa terhadap gereja? terhadap pengikut kristus yang seharusnya menjadi batu lompatan untuk mengenal Kristus? Mengapa mereka tidak dapat melanjutkan ketertarikan mereka kepada Kristus saat mereka melihat cara hidup orang-orang yang menamakan diri sebagai pengikut Kristus?

Pembaca terkasih, firman Tuhan mengingatkan kembali inti keberadaan kita di atas muka bumi ini. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam kehilangan asinnya tidak ada gunanya lagi kecuali dibuang dan diinjak-injak orang," demikian pesan Tuhan Yesus.

Pada zaman dahulu, garam yang dipakai untuk memasak menempel pada suatu media yang bisa berupa bunga karang atau lainnya. Setiap kali garam dipakai dimasukkan ke dalam tempat yang telah disediakan sebagai wadah memasak. Ketika garam yang menempel di bunga karang itu habis, maka media tersebut akan dibuang. Mengapa demikian? Karena manfaatnya telah tiada. Tinggal sisa-sisa yang tidak ada gunanya lagi!

Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, seberapa besarkah tekad kita untuk menjadi saran-Nya sehingga olehnya banyak orang yang datang kepada Dia? Sudahkah kita memahami rencana-Nya bagi dunia ini yaitu agar segenap bertelut dan mengaku bahwa Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa!

Sumber : Warta sisipan GBI

0 komentar: