Minggu, 24 Oktober 2010

Finally ^_^

Sabtu 2 Oktober 2010

Yuhuuuuuuuuu.....akhirnya punya sim juga :p senang sekali rasanya...soalnya gak perlu lagi kucing-kucingan sama polisi lagi...hehehehehe

Makasih Tuhan..akhirnya bisa buat sim...makasih juga buat nyokap yang sudah menemani sepanjang pembuatan sim sehingga diriku tidak bosan menunggu di sana. Pergi dari rumah jam 9 kurang sampai di biro jasa hampir stengah sepuluh dan baru jalan ke komdak jam 10 sampai sana stengah 11 lewat. Tunggu punya tunggu jam 11 baru test tertulis hehehehehe mau isi asal2 an juga pst lulus :p habis test nunggu mau foto lama banget sampai ngantuk-ngantuk....abis foto gak lama kemudianakhirnya dpt juga simnya. Yuhuuuuuuuuuu akhirnya.....berakhir sudah acara kucing-kucingan dengan polisi :p

sehari setelah dapet sim, coba-coba pergi ke dokter gigi sendiri di daerah kebon jeruk...puji Tuhan pulang pergi dengan selamat...akan tetapi, setelah pulang dari dokter gigi pergi jalan2 dulu (karena berasa aman gk bakalan di tangkep hehehehe) pas di lampu merah kaki tidak stabil pas mau turun...alhasil jatuh :( tapi puji Tuhan...meski luka gak parah (makasih Tuhan tlah melindungi Shan :)

Apa pun yang tlah terjadi Shan tetap bersyukur sama Tuhan..dan berterima kasih tuk Bonyok yg dah dukung.....

Senin, 04 Oktober 2010

Doa Tak Bersyarat


Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. kasih tanpa syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Surga. Anugrah keselamatan-Nya diberikan bukan kerena kebaikan kita, namun semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Ketika ancaman dapur api sudah di depan lantang mereka berkata, "Jika Allah kami yang puji sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuan dirikan itu." (Dan. 3:17-18) Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan Surga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di Surga menitik di pipi-Nya.

beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata "Tuhan itu baik" meski kenyataan pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati, maka lihatlah Tuhan justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk, selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar, "Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of god." (Dan. 3:25) Orang yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!

My Note:
renungan ini boleh mengajarkan kepada San, sanggupkah San mempunyai iman sebesar biji sesawi? yang memang saat ini sangat San perlukan...yaitu memiliki IMAN. Renungan ini juga telah menguatkan San kembali bahwa seberat apapun cobaan hidup yang San alami, San harus dan akan selalu bersyukur..